Breaking

Kamis, 04 Oktober 2018

Edisi ke 15 Islam dan Al-Qur’an Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan dan Pemahaman Barat Yang Salah Terhadap Keduanya

 Sumber gambar www.google.com

Islam merupakan konstitusi yang sempurna dan pedoman Ilahi bagi umat manusia untuk membina kehidupan yang bermoral tinggi, di mana jiwa dan akal seseorang bebas dari segala macam khurafat dan takhayul, fikiran dan kehendak pribadi terlepas dari belenggu, sehingga ia akan menjadi tuan dari dirinya sendiri dan menguasai kemauan dan cara hidupnya sendiri, tidak ada kekeuasaan yang membatasinya kecuali kekuasan kebenaran dan keadilan yang berada di atas segala sesuatu.

Menurut anggapan islam, bahwa orang yang menganggurkan akal fikiran, tidak memanfaatkan merupakan dosa dan pelanggaran yang pasti akan dimintai pertanggungjawaban kelak, sebab ia telah menyia-nyiakan pemberian Allah dan karunia besar. Allah menerangkan dalam firman-Nya:

Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah.” (Q.S. Al-A’raf:185).

Namun menurut Barat, Agama secara umum dan Islam secara khusus dijadikan kambing hitam atas tidak berkembangnya ilmu pengetahuan. Sekarang ini Barat selalu memandang Islam  sebagai agama dan agama dalam pengertian mereka adlah dogma-dogma yang dipegang secara keras dan kaku atau secara fundamental. Barat tidak melihat Islam sebagai peradaban yang memiliki konsep ilmu, konsep hidup, konsep akhlaq dan bahkan konsep kemanusiaan yang tidak kalah dengan konsep HAM.

“Al-Islamu shalihun likulli zamanin wa makaanin” (Islam adalah agama yang sesuai dengan segala zaman dan tempat). Ungkapan ini dapat dibuktikan antara lain oleh pemahaman dan pengamatan bahwa Islam adalah agama yang paling banyak mencakup berbagai ras dan kebangsaan, dengan kawasan pengaruh yang meliputi hampir semua ciri klimatologi dan geografis. Hal ini dapaat dilihat dari sejarah kehidupan Rasulullah SAW. Dan sabda-sabdanya yang senantiasa dihadapkan pada kemajemukan rasialistis dan linguistic.

Agama Islam berisi ajaran yang menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia, baik sebagai hamba Allah, individu, anggota masyarakat maupun sebagai makhluk dunia. Seperti yang telah dijelaskan dalam universalisme Islam, secara garis besar, ajaran Islam mangandung tiga persoalan pokok, yaitu:
  1. Keyakinan yang disebut akidah.
  2. Norma atau hukum yang disebut syariah.
  3. Perilaku yang disebut akhlak.
Agama sebagai system nilai telah lama disalahpahamkan oleh para pemikir Barat, terutama Aguste Comte dan para pengikutnya. Menurut Comte, masyarakat berkembang secara linear dari tahap teologis dan metafisik sampai tahap akhir positif. Pada tahap teologis dan metafisik, agama masih dipandang mempunyai pengaruh dominan dalam struktur masyarakat.

Namun, setelah masyarakat mengalami kemajuan di bidang pemikiran sebagai buah dari faham rasionalisme  yang ditandai kemajuan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, agama dianggap kehilangan peran sosialnya dalam masyarakat.
 
Al-Qur’an Sebagai Kitab Suci Umat Islam

Orang muslim meyakini bahwa Al Qur’an Al-Karim adalah kitab satu-satunya yang dijamin bersih oleh Allah Ta’ala  dari kekurangan, penambahan, pergantian dan perubahan, serta menjamin abadi hingga Dia mengangkatnya pada akhir usia kehidupan ini. Orang muslim meyakini itu semua berdasarkan dalil-dalil wahyu, dan dalil-dalil akal.

Cakupan Al-Qur’an Al-Karim terdapat banyak sekali ilmu pengetahuan diantaranya adalah: Pengetahuan tentang alam semesta, pengetahuan tentang sejarah, pengetahuan tentang perundang-undangan dan hukum, dan Pengetahuan tentang perang dan politik. Kandungan Al-Qur’an Al-Karim terhadap itu semua adalah bukti bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah Taála, dan wahyu dari-Nya.
 
Kesalahan Pemikiran Barat Tentang Islam dan Al-Qur’an

Sejatinya akar kebingungan Barat mendefinisikan religion karena konsep Tuhan yang bermasalah. Agama Barat - Kristen – kata Amstrong dalam History of God justru banyak berbicara Yesus Kristus ketimbang Tuhan, padahal, Yesus sendiri tidak pernah mengklaim dirinya suci, apalagi Tuhan. Dengan menggunakan biblical criticism sebagai framework untuk mengkaji Al-Qur’an, maka para sarjana Barat menggugat Mushaf ‘Uthmani yang selama ini diyakini kebenarannya oleh kaum Muslimin.

Setelah mengungkapkan problema sejarah Al-Qur’an, Jeffery ingin mengedit Al-Qur’an. Dalam pandangannya, al-Qur’an memiliki banyak kelamahan. Padahal faktanya yang mempunyai banyak kesalahan adalah Injil itu sendiri dibanding dengan Al-Qur’an yang sudah terjamin kebenarannya oleh Allah SWT. Teks-teks injil mengandung beberapa hal yang bertentangan dengan data ilmiah modern.

Agama Islam merupakan konstitusi yang sempurna dan pedoman Ilahi bagi umat manusia untuk membina kehidupan yang bermoral tinggi. Agama Islam berisi ajaran yang menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia, baik sebagai hamba Allah, individu, anggota masyarakat maupun sebagai makhluk dunia.

Dan Al-Qur’an sebagai kitab suci mencakup banyak sekali ilmu pengetahuan yang dibutuhkan manusia. Orang muslim meyakini bahwa Al Qur’an Al-Karim adalah kitab satu-satunya yang dijamin bersih oleh Allah Ta’ala.

Barat salah kaprah dalam menilai agama, khususnya agama Islam dan juga Al-Qur’an. Karena menurut Barat yang beragama Kristen dengan kitab Biblenya, ternyata tidak relevan dengan ilmu pengetahuan dan sudah banyak sekali mengalami perubahan sesuai tempat dan zamannya masing-masing. Maka sebagai Muslim kita wajib kembali kepada agama Islam dan juga Al-Qur’an sebagai kitab suci yang sempurna dan mulia. 
Wallahu a’lam bisshowab.

 Oleh : Khoiruddin Abdullah
(Anggota Tim Ahli IKPM Solo Raya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar