Breaking

Kamis, 14 Januari 2021

Edisi 41 : Senjata Seorang Mukmin Dalam Menghadapi Gangguan Syaitan

Oleh Ahmad Zulfiqar A.A.A., S.Fil.I, M. IRKH

Sadarkah kita, bahwa setiap diri ini memiliki musuh besar ? Musuh yang sangat menginginkan kita sesat dan celaka. Musuh yang tidak terlihat, tapi memiliki banyak tipu-daya dan cara untuk mencapai tujuannya. Itulah syaithan (setan). Allâh Subhanahu wa Ta’ala telah mengingatkan manusia agar tidak tergoda olehnya. 

Oleh karena itu, dengan rahmat-Nya, Allâh Azza wa Jalla memerintahkan manusia untuk menjadikan syaithan sebagai musuh. karena memang sebenarnya, syaithan musuh bagi manusia. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh nyata bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. [Fâthir/35:6]

Bagaimana sepak terjang musuh terhadap lawannya ? Semua orang sudah tahu jawabannya yaitu berusaha sekuat tenaga agar lawannya ditimpa segala keburukan dan terlepas dari semua kebaikan. 

Baca Juga : Dikotomi Ilmu Dalam Islam

Diantara senjata dan kiat-kiat kita dalam menghadapi Syaitan adalah sebagai berikut:

1. Waspada dan Siaga.

Hal-hal yang harus kita ketahui dari musuh ini adalah apa target yang dituju, sarana yang digunakan untuk melancarkan usahanya, serta bagaimana cara agar kita dapat terhindar dari makarnya. Jika kita lalai Syaitan akan menawan dan mengarahkanya kearah yang ia kehendaki.

Ibnu Al Jauzi rahimahullah menggambarkan: Sesungguhnya hati seperti benteng, di benteng itu terdapat pagar, disetiap pagar ada pintu, dan di pintu-pintu itu terdapat keretakan (lubang/celah). Penghuni benteng adalah akal dan hati, malaikat sering datang ke benteng itu. Syaitan selalu mengintai celah/lubang itu untuk memasuki benteng. 

Demikian halnya Hasan Basri, beliau pernha ditanya oleh muridnya “Apakah Iblis tidur?”, kemudian beliau menjawab, “Jika Iblis tidur maka kita punya kesempatan beristirahat.”

Baca Juga : Time Is Learning

2. Berkomitmen Melaksanakan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Berikutnya adalah senantiasa berpegang teguh pada Al-Qur’an & AsSunnah dari segi keilmuan maupun perbuatan. Sebab Al-Qur’an & As Sunnah turun untuk menunjukkan jalan yang lurus, sedangkan syaitan berusaha keras untuk mengeluarkan kita dari jalan tersebut. (Lihat QS. Al-An’am: 153, Al-Baqarah: 168, 208)

3. Berlindung dan Mendekat kepada Allah.

Cara paling ampuh untuk berlindung dari syaitan adalah dengan berlindung kepada Allah SWT dan mendekatkan diri kepada-Nya, meminta perlindungan kepada-Nya, karena hanya Allah yang mampu untuk melakukanya. (Lihat Al-A’raaf: 199-200, Al-Mu’minuun 97-98)

Didalam sebuah hadits diriwayatkan Rasulullah SAW sering memohon perlindungan kepada Allah dari syaitan dengan kalimat yang berbeda-beda, beliau biasa memohon setelah do’a iftitah dalam shalat, A’uudzubillahis samii’il ‘aalimi minasy syaithaanirrajiim min hamazihi wa nafkhihi wa nafsihi (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’I & Ibnu Majah)

Baca Juga : Alqur'an dan Embriologi

4. Menyibukkan Diri dengan Berdzikir kepada Allah.

Dzikrullah merupakan sebab yang paling besar dalam menyelamatkan hamba dari godaan syaitan. 

Rasulullah SAW bersabda: “Aku melihat pula seseorang dari umatku telah dikepung oleh syaitan, lalu dzikrullah datang menyingkirkan syaitan darinya (HR. Al Hafiz Abu Musa Al Madini)

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang ketika keluar dari rumah mengucapkan, Bismillahi tawakkaltu ‘lallahi laa haula wa laa quwwata illaa billah. Maka dikatakan baginya, engkau telah mendapatkan kecukupan, petunjuk, dan perlindungan. Syaitan tersebut pun menjauh darinya dan berkata kepada syaitan lain, “Bagaimana caramu menggoda seseorang yang telah diberi petunjuk, dicukupi, dan dilindungi.” (HR. Abu Daud, Nasa’I & Tirmidzi)

Baca Juga : Fitrah Politik Dalam Islam

5. Berkumpul dengan Orang-Orang Beriman.

Salah satu cara yang dapat menjauhkan seorang Muslim dari perangkap syaitan adalah dengan tinggal di negeri kaum muslimin, lalu mencari sebuah kelompok shalih yang dapat membantunya berbuat kebenaran, serta dapat mencegahnya dari perbuatan buruk dengan mengingatkanya pada kebaikan.

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang ingin mencium aroma syurga, hendaklah ia komitmen untuk menetapi jama’ah. Karena syaitan bersama yang sendiri, dan menjauhi yang berdua.” (HR. Tirmidzi dan ia berkata, hadits hasan shahih)

Dalam hadits lain disebutkan pula: “Jika ada tiga orang disuatu desa atau lembah namun tidak mendirikan shalat berjama’ah di lingkungan mereka, niscaya syaitan telah menguasai mereka. Karena itu tetaplah kalian berjama’ah karena serigala itu hanya akan memangsa kambing yang sendirian”. (HR. Abu Daud, Nasa’i)

6. Membongkar Rencana-Rencana Syaithan.

Hendaknya seorang Muslim dapat mengetahui dan menyingkap berbagai cara dan sarana yang digunakan syaitan dalam menyesatkan manusia. Al Qur’an menjelaskan hal ini, demikian pula Rasulullah.

Rumusnya: lawan kata kebaikan adalah keburukan, syaitan selalu menyuruh keburukan dan tidak akan pernah menyeru untuk kebaikan, maka dalam melihat segala sesuatu (perkara) kita harus sadar keburukan yang akan ditimbulkan oleh syaitan.

Baca Juga : Menimbang Konsep Zuhud Dalam Era New Normal

7. Menyelisihi Syaithan.

Sebagai seorang Muslim&Mukmin, kita harus menyelisihi segala perbuatan syaitan.

Syaitan makan dan minum dengan tangan kiri, maka kita makan dan minum dengan tangan kanan. (lihat HR. Ibnu Majah, Shahihul Jami’ V/81)

Syaitan minum sambil berdiri, maka kita minum sambil duduk.

Syaitan tidak tidur siang, maka kita tidurlah (qailulah) diwaktu siang (Lihat HR. Abu Nu’aim)

Tergesa-gesa berasal dari syaitan, maka kita harus berhati-hati dan jangan tergesa-gesa.

Syaitan sangat senang ketika manusia menguap, oleh karenanya Rasulullah SAW menganjurkan untuk menahanya semampu kita. (Muttafaq Alaih)

Baca Juga : Bahagianya Hidup Iman Yang Tentukan

8. Bertaubat dan Beristighfar.

Salah satu cara untuk menghadapi makar syaitan adalah bersegera untuk bertaubat dan kembali kepada Allah SWT jika syaitan berhasil menggelincirkanya, inilah tuntunan orang-orang shaalih

Allah SWT berfirman: “ Orang-orang yang bertaqwa bila ditimpa gangguan dari syaitan, mereka ingat kepada Allah maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahanya”. (Al-A’raaf:201)

(Lihat QS. Al-A’raaf: 23, QS. Al-A’raaf: 202, QS. Al-Israa’: 27, QS. Maryam: 83)

9. Hilangkan Kerancuan dan Ketidakjelasan.

Janganlah kita terjebak dalam perkara syubhat (tidak jelas). Apabila syubhat terjadi maka jelaskanlah kepada manusia sikapmu yang sebenarnya sehingga syaitan tidak memiliki peluang untuk membisikkan kecurigaan ke dalam hati kaum muslimin.

Baca Juga : Keteladanan Adalah Kunci Kemaslahatan

Anjuran bagi manusia untuk berhati-hati terhadap setiap perkara yang tidak disenangi, yang sering memancing prasangka dan pikiran yang tidak-tidak, serta membersihkan diri dari kesalahpahaman orang dengan cara menunjukkan bahwa dirinya tidak seperti yang dipikirkan oleh orang yang melihatnya.

Allah SWT berfirman: “Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka”. (QS. Al-Israa:53)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar