Breaking

Kamis, 17 Desember 2020

Edisi 39 : Dikotomi Ilmu Dalam Islam


Oleh: Ahmad Zulfiqar A.A.A. , S.Fil.I, M. IRKH

        Pemisahan ilmu agama dan ilmu umum menjadi wacana menarik yang telah lama dibahas dalam pendidikan Islam. Wacana dikotomi ini menimbulkan banyak perdebatan dikalangan tokoh pendidikan, sebagian tokoh medukung penuh sistem dikotomi dan sebagian menolak keras adanya dikotomi. Masing-masing kubu menggunakan dalil untuk memperkuat pendapatnya.

Untuk memberikan arti yang lebih komplit maka perlu kiranya adanya penjelasan istilah dalam memahami arti kata dikotomi pendidikan Islam. Penjelasan ini dianggap penting agar tidak mengaburkan terma pokok dalam mengkaji permasalahan dikotomi ilmu pengetahuan yang telah lama berkarat.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dikotomi mempunyai pengertian sebagai pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan. Dua kelompok yang dimaksudkan tentu saja diperuntukkan bukan hanya pada dunia pendidikan akan tetapi mencakup semua hal yang bertentangan. Pendapat lain ada yang mengartikan dikotomi sebagai pembagian dalam dua bagian yang saling bertentangan.

Terlepas dari pendapat-pendapat tersebut, dikotomi ilmu dalam pendidikan Islam sebenarnya dapat dipahami bahwa ilmu itu dibagi menjadi dua; yaitu ilmu agama dan ilmu umum. Definisi ilmu sendiri ialah segala macam pengetahuan yang dibutuhkan manusia dalam hidupnya, baik untuk kehidupan dunia  maupun kehidupan akhirat. 

Ilmu tentang dunia secara garis besar dibedakan menjadi ilmu alam (eksakta, misalnya fisika, kimia, biologi dan yang berhubungan dengan benda hidup maupun benda mati), ilmu sosial (misalnya sosiologi, ekonomi) dan ilmu humainora (filsafat, psikologi, sastra dan kesenian). Sedangkan ilmu agama biasanya ilmu yang berhubungan dengan Aqidah, Fiqh, dan Akhlaq.

          Permasalahanya adalah apakah yang disebut dengan ilmu duniawi itu tidak terkait dengan agama? Apakah agama hanyalah bicara soal Tuhan dan akhirat? Sebagaimana yang kita lihat sekarang, dunia pendidikan juga dibagi menjadi dua, yaitu pendidikan umum dan pendidikan agama.



Adanya pemisahan dua sistem pendidikan ini mengisyaratkan seakan-akan dalam Islam ada pemisahan antara kedua jenis ilmu tersebut. Untuk menjawab persoalan apakah memang dalam Islam ada dikotomi antara keduanya, mari kita kembalikan kepada prinsip bahwa Islam sebenarnya sama sekali tidak membuat dikotomi antara dua jenis ilmu tersebut. 

Islam adalah agama yang final dan sempurna, yang bukan hanya semata-mata berbicara soal Tuhan dan soal akhirat, tetapi Islam juga mengatur seluruh kehidupan manusia dengan menjadikan Al-Qur’an dan hadits sebagai pedoman hidup. Di dalam Al Quran, terdapat pelbagai ayat yang membahas alam semesta, kosmologi, astronomi, fisika, matematika, geografi, zoologi, ekonomi, psikologi dan lain-lainya.

Jika siapapun dengan jernih membaca Islam, dengan demikian banyak ayat Al Qur’an dan Al Hadits serta demikian banyaknya buku-buku keIslaman, disana Anda akan menemukan bahwa Islam merupakan ajaran yang Maha Sempurna. Siapapun, terlebih lagi ”kaum intelektual” dengan berbagai latar belakangnya akan memahami bahwa Islam merupakan ajaran sistem totalitas “Way of Life” secara sempurna.

Dalam Islam, alam semesta adalah ayat-ayat Kauniyah yang wajib dipelajari oleh sebagian manusia (fardhu kifayah), sedangkan Al-Qur’an adalah ayat Qauliyah yang wajib dipelajari oleh semua umat Islam. Islam telah menfasilitasi bahkan menantang manusia untuk memuaskan rasio dan emosi yang telah Allah SWT ciptakan secara sempurna.

 Semakin Anda meminumnya maka dipastikan Anda semakin dahaga. Bukankah jika Anda membaca akan ditemukan bahwa ayat pertama kali turun dan menjadi tanda diutusnya seorang Rasul Muhammad Saw menuju kehidupan dunia rahmatan lil ’alamin adalah surat Al-‘Alaq. 

Pada ayat pertama berbunyi : Iqra’ bismi rabbika al ladzi khalaq (bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan). “Iqra” disini adalah perintah Allah kepada kita untuk melihat ayat-ayat (tanda-tanda) kekuasaanya, baik yang dapat kita lihat seperti gunung, langit, samudera, hewan, tumbuhan dan lain sebagainya. 

Dan dari pengetahuan tersebut berujung pada pangkal keimanan yang utuh dan mutlak kepada Sang Pencipta, Allah SWT.

Jika ditilik dari fakta ini, maka sesungguhnya dalam Islam dapat dikatakan bahwa semua pengetahuan atau ilmu adalah Islam. Mengapa demikian, sebab konsepsi Islam adalah holistic system—sistem kesatuan integral dan komprehensif yang diturunkan oleh Allah SWT Dzat yang Maha Sempurna dan Maha Tahu tentang penciptaan-Nya.  

Dengan demikian, di dalam Islam tidak terdapat konsep dikotomi antara ilmu pengetahuan agama dengan ilmu pengetahuan umum. Bahkan kedua-duanya wajib dikuasai oleh kaum muslimin. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Qashash ayat 77 yang artinya:

”Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi…”

            Dengan demikian, terlalu kecil dan remeh apabila seorang Muslim mengikuti madzhab bahwa ilmu harus dibagi dan dipisahkan menjadi dua, yaitu Ilmu Islam dan Ilmu Umum yang berdampak pada sekularisasi ilmu dan kehidupan. 

            Jika demikian seriusnya dampak bagi kehidupan kaum muslimin, maka sangat disayangkan jika banyak kaum muslimin menjadi ilmuwan dan guru besar dalam bidang tertentu namun sangat miskin dengan wawasan agama dan ke-Islaman.

Menguasai Ilmu-ilmu Islam & Menguasai Ilmu Kehidupan (Ilmu Pengetahuan Umum)

Menguasai ilmu-ilmu Islam (Aqidah, Fiqih, Tafsir, Hadits, bahasa Arab dsb) merupakan keniscayaan  seorang Muslim. Karena Allah SWT mewajibkan kaum Muslimin mengembalikan segala permasalahan hanya kepada Allah SWT (kepada Islam). 

Artinya kaum muslimin wajib menyelesaikan seluruh problematika kehidupannya diselesaikan dengan sistem hukum Islam. Setiap perbuatan harus disandarkan kepada sistem hukum Allah SWT, bahkan ibadah tidak akan diterima sebagai suatu amal shalih ketika tidak sesuai dengan tuntunan syari’at (Al-Qur’an-Hadits). 

Oleh hal itu, Islam mengharuskan seorang muslim menguasai ilmu-ilmu Islam (Tsaqofah Islam). Allah SWT berfirman yang artinya:

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama”. (QS. Al Fathir: 28)

Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi  untuk mengarungi kehidupan diperlukan agar umat Islam dapat meraih kemajuan material, sehingga dapat menjalankan  kehidupan di dunia ini dengan baik. 

Dorongan Islam untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sangat kuat karena umat Islam didorong menjadi umat yang terbaik (Khairu Ummah). Dengan dorongan keimanan dan ajaran Islam tersebut umat Islam mampu mengembangkan akalnya untuk menguasai ilmu kehidupan (ilmu pengetahuan dan tehnologi). 

Misalnya adanya hukum waris mendorong kaum muslimin menjadi pakar matematika, kewajiban shalat menghadap kiblat dan melaksanakan shalat pada waktunya, hal ini mendorong kaum muslimin untuk mengetahui arah dan waktu shalat, pada gilirannya mendorong mereka menemukan ilmu kompas dan jam.

Dengan tulisan di atas hendaknya kaum Muslim memanfaatkan bumi yang telah disediakan Allah SWT untuk manusia. Tentu saja memanfaatkan bumi mengharuskan manusia menguasai ilmu yang mengantarkan pada kemampuan manusia memanfaatkannya. 

Oleh karena itu mengharuskan kaum muslimin mempelajari ilmu-ilmu terapan, ilmu-ilmu alan alam atau sains dan teknologi. Imam Ghozali dalam Ihya’ Ulumuddin dan para ulama’ menegaskan bahwa mempelajari sains dan teknologi hukumnya fardhu kifayah. 

Pada intinya, maka menjadi jelaslah bahwa dalam Islam tidak dikenal dengan dikotomi ilmu yang menjadikanya dua buah garis lurus yang tidak pernah ada titik temu. Namun Islam memandang seluruh ilmu tidak bisa didikotomikan melainkan dalam ranah satu kesatuan (holistik). 

Dengan demikian, ilmu yang holistik tersebut jika diterapkan oleh manusia maka akan membuat seorang muslim yang sholeh. Namun jika difahami dan diterapkan secara terpisah maka akan menjadi seorang muslim sekuler.

1 komentar:

  1. The enjoyable and thrilling on-line casino games are at your finger suggestions. You can find all of our guides to discover ways to|learn to} play and win 우리카지노 at any casino recreation. Look in your preferred recreation and be taught all about it so you can begin taking part in} like a professional. Experience the thrill as when you had been at a casino in Las Vegas straight out of your pc or cellphone.

    BalasHapus