Oleh : Ghulam Falach Lc, M.Ag
Seluruh umat Islam di dunia, baik dengan berbagai background pemikiran dan golongan merupakan satu kesatuan. Rasulullah S.A.W bersabda:
مَثَلُ الْمُؤْ مِنِيْنَ فِي تَوَادِّهِم وَتَرَا حُمِهِم وَتَعَا طُفِهِم كَمَثَلِ الجَسَدِ الوَاحِدِ إذَا إشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَا ئِرَ الْجَسَدِ بِالسَحَرِ وَالحُمَّى
Artinya: Perumpamaan kaum Muslim dalam saling mengasihi, saling menyayangi, dan saling menolong diantara mereka seperti perumpamaan satu tubuh. Tatkala salah satu anggota tubuh merasakan sakit, maka anggota tubuh yang lainya akan merasakan pula dengan demam dan tidak bisa tidur. ( H.R Imam Muslim )
Bentuk kesatuan ini jelas diterangkan di dalam firman-firman Allah S.W.T. Firman Allah S.W.T itu sendiri jelas terpapar di dalam bentuk kitab suci umat Islam seluruh dunia yaitu Al-Qur’an yang mana di dalamnya berisi perintah-perintah dan juga larangan yang ditunjukkan kepada seluruh umat secara menyeluruh dan bukan untuk masing-masing individu saja. Dalam hal ini jelas bahwa firman Allah di dalam Al-Quran secara tidak langsung menginginkan satu pemahaman dan satu kesatuan bagi seluruh umat Islam di dunia.
Firman Allah :
﴾يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُون ﴿٧٧
Bentuk perintah yang tertera dalam ayat tersebut berbentuk jamak ,ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا ditujukan kepada orang-orang yang beriman secara menyeluruh sebagai satu kesatuan. Perihal ini bukanlah perintah tunggal kepada individu. Secara tidak langsung hal ini merupakan salah satu bukti pentingnya konsep persatuan dalam Islam.
Bukti jelas dan benar lainya bahwa konsep persatuan dalam islam itu penting, terlihat dalam bentuk ibadah umat islam yaitu, sholat. Setiap melakukan ibadah sholat, dimana seluruh umat Islam bersama-sama juga mendirikanya pasti membaca surat al-Fatihah sebagai rukun syarat sah sholat. Salah satu ayat di dalam surat Al-Fatihah berbunyi:
﴾إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ﴿٥
Artinya: Hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan.
( Q.S: Al-Fatihah, 5 )
Ayat dalam surat Al-Fatihah tersebut menyebutkanيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ إyang menyebutkan di dalamnya artian kata (kami) dan bukan semataإِيَّاكَ أَعْبُدُ وَإِيَّاكَ أَسْتَعِينُ yang mana artinya menjadi, hanya kepada-Mu aku menyembah, dan hanya kepada-Mu aku meminta pertolongan.
Ayat ini secara tidak langsung menjadi bukti jelas bahwa Islam tidak mementingkan individu, akan tetapi keseluruhan umat Islam menjadi satu dan bersaudara sebagai muslim. Maka ketika seorang hamba menghadap Allah S.W.T, ataupun beribadah kepada Allah S.W.T semisal dalam sholat, individu umat Islam disini tidak beribadah secara pribadi meskipun individu tersebut melakukan ibadah sholat sendiri.
Akan tetapi individu tersebut secara tidak langsung mendo’akan saudara seiman seluruh umat Islam dan telah menanamkan nilai persatuan di dalam ibadahnya. Ayat di dalam surat Al-Fatihah lainya juga menyebutkan:
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿٦﴾ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِم.
Artinya: Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat. ( Q.S: Al-Fatihah, 6 )
Ayat dalam surat Al-Fatihah ini mengandung do’a, dimana do’a tersebut dipanjatkan ketika sholat bukan untuk kepentingan individu yang melakukan sholat tersebut, akan tetapi juga untuk mendo’akan seluruh umat Islam.
Sadar ataupun tidak sadar, setidaknya kita mengetahui ganjaran pahala sholat tentulah berbeda ketika dilaksanakan secara berjamaah dan secara sendiri-sendiri. Islam mengajarkan bahwa ganjaran pahala ibadah sholat berjamaah lebih besar daripada ganjaran pahala ibadah sholat yang dilakukan secara individu. Hal ini juga merupakan bukti pentingnya konsep persatuan dalam Islam yang tertuang dalam bentuk ibadah sholat secara berjamaah.
Fitrah kita dilahirkan di dunia sebagai muslim hendaklah selalu menjaga kesatuan seluruh umat manusia secara umum dan umat Islam secara khusus. Dalam hal ini jelaslah kita harus membentengi diri kita dengan rasa kesatuan dan persatuan yang tinggi. Benteng itu salah satunya dengan rajin mendirikan sholat agar senantiasa mendo’akan diri sendiri dan seluruh umat Islam.
Jangan sampai umat Islam terpecah belah hanya dengan sebab permasalahan sepele. Permasalahan kecil ini biasanya disebabkan oleh perbedaan-perbedaan dalam masalah furu’iyyah (cabang-cabang), di dalam Islam itu sendiri.
Demikianlah pentingnya persatuan ummat Islam. Hendaknya kita umat islam bisa senantiasa hidup rukun. Apabila ada perbedaan di dalam masalah furu’iyyah, masalah teknis fikih, masalah-masalah cabang dalam Islam, maka disini kita harus saling menghormati, melalui kajian bersama dan diselesaika juga secara rukun.
Kembali kepada cerita para ulama’ terdahulu, ketika berbeda pendapat mereka tetap saling menghormati. Penyelasaian permasalahan ini harus diidentifikasi pada porosnya, akarnya, ujungnya, sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits, karena kita sebagai muslim yang saling menghargai.
Perpecahan itu akan selalu ada dalam kehidupan manusia. Untuk umat Islam sendiri perpecahan cuman hanya bakal melemahkan umat yang kuat, dan membinasakan umat yang lemah. Mereka yang kuat akan menjadi lemah, sedangkan mereka yang lemah akan hancur.
Sebab inilah, nasehat pertama untuk umat muslimin secara keseluruhan ketika selesai kemenangan perang Badar adalah menjaga persatuan. Hal ini tertulis dalamAl-Quran:
﴾يَسْأَلُونَكَ عَنِ الأنْفَالِ قُلِ الأنْفَالُ لِلَّهِ وَالرَّسُولِ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِين (ُ1
Artinya: Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: “Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul, oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan diantara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang beriman ( Q.S: Al-Anfal, 1 )
Ayat dari surat Al-Anfal ini turun ketika para sahabat berbeda pendapat mengenai harta rampasan perang setelah kemenangan umat muslim dalam perang Badar. Ketika para sahabat meributkan permasalahan harta ini maka turunlah ayat tersebut. Jelas tertulis dalam ayat ini tentang wasiat untuk tetap rukun dan menjaga persatuan dalam Islam. Perlu diketahui bahwasanya sebab kemenangan dalam perang badar tidak akan ada gunanya ketika kita sesama muslim tercerai berai.
Wallahu A'lamu Bisshowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar