Oleh: Rouf Nur Mukhlishin, S. Pd. I
(Senior IKPM Cab. Solo Raya wilayah Wonogiri)
وَهُوَ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا (٤٨)
“ Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan), dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih”(Q. S. Al Furqon: 48)
Seperti yang diketahui bersama bahwa air merupakan unsur terpenting di setiap makhluk hidup. Sepanjang sejarah, air memiliki peran yang sangat penting dan kuat dalam kehidupan sehari-hari. Air merupakan sumber kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Maka dari itu akan ditemukan bahwa kebanyakan peradaban dimulai dari tempat yang berdekatan dengan sumber air. Maka tidak berlebihan bila dikatakan bahwa bila air musnah, maka kehidupan pun sirna.
Al Qur’an dan Al Hadits banyak sekali menekankan pentingnya air sebagai sumber kehidupan manusia. Selain ayat yang telah disebutkan di atas, Allah juga berfirman pada surat Al Anbiya’ ayat ke 30 bahwa: “Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup”.
Secara jelas Allah menyebutkan air dalam ayat ini sebagai sebab utama munculnya kehidupan. Meski tidak bisa dipahami bahwa dari air lah kehidupan itu muncul, namun perlu dipahami bahwa Allah menjadikan air sebagai salah satu sebab terwujudnya sebuah kehidupan.
Dan faktanya memang begitu, bahwa tidak ada makhluk hidup yang bisa lepas dari ketergantungannya dengan air.
Dengan demikian, maka bisa dipahami bahwa air menjadi tiang dan pokok bagi kehidupan. Air adalah ibu bagi semua fenomena alam. Pada abad ke 20 para ahli biologi menemukan bahwa 80% penyusunan sel-sel makhluk hidup adalah air.
Kehidupan di dunia ini pun baru terbentuk setelah adanya air. Boleh jadi makhluk hidup tidak memerlukan udara atau oksigen, akan tetapi tidak ada satupun makhluk hidup yang mampu bertahan tanpa air.
Sebabnya bahwa dalam air juga terkandung oksigen. Itulah yang menyebabkan ikan bisa bernafas dalam air, dan juga oksigen bisa tersalurkan ke seluruh tubuh karena perantara darah.
Dalam Al Qur’an disebutkan bahwa penciptaan manusia dimulai dari air. Lebih jelasnya adalah pertemuan dua macam air. Dalam surat As Sajdah ayat 7 sampai 9 Allah menejelaskan bahwa manusia pertama memang diciptakan dari tanah, namun selanjutnya anak keturunannya dimulai dari air.
Karena kejadiannya demikian, maka wajar bila komposisi tubuh manusia lebih banyak terdiri dari air. Disebutkan bahwa sekitar 70% sampai 75% air terdapat dalam tubuh manusia, atau 80% dari rata-rata berat tubuh manusia.
Pengaruh air dalam tubuh manusia pun sangat signifikan. Air yang mempunyai sifat dingin mampu menenangkan suasana hati seseorang. Seorang ilmuwan dari Universitas Harvard, yaitu Dr. Leo Galland pernah menulis dalam blognya bahwa meminum air dingin terbutki mampu meredakan perasaan emosional. Dan sebaliknya, apabila seseorang mengalami dehidrasi atau kekurangan air, maka suasana hatinya cenderung memburuk dan tingkat emosionalnya akan gampang terpicu.
Lain dari itu juga diketahui bahwa air merupakan zat yang responsive terhadap pengaruh di sekelilingnya. Dalam bukunya The Hidden Massage in Water, Prof. Masaru Emoto dari Tokyo mengungkapkan hasil penelitiannya terhadap lebih dari dua ribu contoh air di seluruh dunia. Bahwa partikel molekul air bisa berubah ubah berdasarkan kondisi perasaan manusia di sekelilingnya. Apabila reaksi yang diterima, maka partikel molekul air akan membentuk Kristal-kristal yang indah. Air yang demikian akan memberikan dampak yang positif terhadap orang yang meminumnya.
Bahkan menurutnya, air sebagaimana sifatnya yang mengikat suatu zat dapat mengantarkan pesan positif dari orang yang berdo’a sebelum minum. Oleh sebab itu dalam Islam sangat dianjurkan untuk berdo’a sebelum minum. Bahkan ada beberapa pengobatan yang menggunakan air putih yang dibacakan ayat-ayat Al Qur’an. Demikianlah air menjadi salah satu bukti kemukjizatan penciptaan yang tidak mungkin manusia yang membuat.
Air dan Kejaiban Penciptaan
Banyaknya ayat Al Qur’an yang berbicara tentang air menandakan bahwa air memiliki posisi yang istimewa dalam Islam. Bila diperhatikan, pelajaran pertama dalam fiqh adalah tentang Thaharah yang didalamnya ada penjelasan detail tentang air.
Ada pembagian antara air yang suci dan mensucikan, air suci namun tidak mensucikan hingga air najis yang memang tidak bisa digunakan untuk bersuci. Itu semua merupakan tanda bahwa air juga sangat penting dalam aktifitas beragama.
Pentingnya air ini tidak hanya selalu bernuansa teologis, namun pembagian atau klasifikasi air ini sebenarnya adalah klasifikasi yang didasarkan pada tingkat kebersihan air sehingga layak atau tidak layak digunakan.
Kemudian, peran air dalam ibadah pun sangat vital. Sifat air yang mensucikan membantu seseorang untuk bersiap untuk melakukan ibadah. Ibadah sebagai sarana komunikasi seorang hamba dengan Allah tentu menuntut adanya kebersihan. Untuk itulah dalam sholat diwajibkan untuk berwudhu, dan apabila berhadats besar maka cara bersucinya dengan mandi besar. Semuanya dengan air.
Selain membersihkan, air ternyata juga membantu seseorang untuk bersikap tenang. Hal ini karena sifat bawaan air yang menyegarkan. Seringkali seseorang merasa nyaman hanya karena mendengarkan suara gemericik air. Maka dengan berwudhu seseorang juga akan merasa tenang dalam ibadahnya. Sehingga bila ibadahnya tidak lancar disebabkan karena suasana hatinya tidak tenang, maka bisa dilihat wudhunya benar atau tidak.
Seperti hadits dari Sunan Abu Daud menyebutkan bahwa Rasulullah pernah bersabda: Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.
Selain dua sifat yang telah disebutkan sebelumnya, air juga memiliki sifat melarutkan. Inilah kenapa hampir kebanyakan makanan menyertakan air sebagai bahan masakannya. Karena air mampu memberikan aroma dan rasa yang lebih kuat daripada isiannya.
Bahkan dalam shahih Muslim disebutkan ada hadits Nabi yang mengatakan bahwa apabila seseorang memasak gulai (atau makanan yang berkuah-red) maka perbanyaklah airnya, dan hendaklah dibagikan kepada para tetangga. Meski demikian bukan berarti yang dibagi tidak hanya airnya saja melainkan daging dan isiannya.
Sifat melarutkan inilah yang menyebabkan air sebagai zat penghantar yang baik. Sifat penghantar ini pula yang menyebabkan air harus selalu bergerak. Air yang bergerak adalah air yang baik dan bersih. Bila air diam dan menggenang, maka akan menjadi bau dan tidak bisa dimanfaatkan.
Selain itu, air yang bergerak juga bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Banyak sekali di daerah-daerah pegunungan yang didirikan pembangkit listrik tenanga air. Tanah yang miring disertai dengan banyaknya mata air menjadikan air bergerak lebih cepat karena air tunduk pada hukum alam, yaitu mengalir dari atas ke bawah. Maka sifat itu pun dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga listrik dengan menggunakan baling-baling yang diputar dengan aliran air.
Demikianlah air berperan besar dalam memberikan manfaat kepada manusia. Allah telah menciptakan air sebagai salah satu elemen utama dalam penciptaan alam semesta. Bahkan dalam surat Hud ayat 7 Allah menyampaikan pada manusia bahwa ‘Arsy-Nya berada di atas air, sedangkan penciptaan ‘Arsy tentu lebih dahulu daripada langit dan bumi.
Maka air pun telah ada lebih dahulu daripada air. Penempatan ‘Arsy di atas air menurut Imam Maturidi bermakna tentang kesucian, karena Allah menjadikan segala sesuatu bersih dan suci dengan perantara air. Sekali lagi Allah mengajarkan keajaiban kuasanya melalui air. Maka nikmat Allah mana lagi yang bisa kita dustakan. Wallahu A’lam bi ash showab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar